Jumat, 15 Mei 2015

TEORI BELAJAR



PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Disusun Oleh:
Nama   : Ariny Rizka
NIM    : 11140182000054
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

A.    Teori Belajar Behaviorisme
1.      Pengertian teori belajar behaviorisme
Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan lingkungan.  Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut teori belajar tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Misalnya; seorang pelajar belum dapat dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial jika dia belum bisa/tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat, seperti; ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemilu, kerja  bakti, ronda dll Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

2.      Tokoh-tokoh dalam teori behaviorisme

      •   Ivan Petrovich Pavlov

Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons).
      •   John Waston
Watson menyatakan bahwa hanya tingkah laku yang teramati saja yang dapat dipelajari dengan valid dan reliable.Dengan demikian stimulus dan respon harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable).
      •   Edward Lee Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika  belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

3.      Aplikasi teori behavioristic dalam kegiatan pembelajaran
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.

4.      Kekurangan dan kelebihan teori belajar behavioristic
Kekurangan:
      •   Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru. 
      •   Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertibpenjelasan guru. 
      •   Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Kelebihan:
      •   Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan. 
      •   Materi yang diberikan sangat detail. 
      •   Membangun konsentrasi pikiran. 
B.     Teori Belajar Kognitif
1.      Pengertian teori belajar kognitif
Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia. Dalam pandangan para ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental seperti : motivasi, kesenjangan, keyakinan, dan sebagainya.

2.      Tokoh-tokoh teori belajar kognitif
      •   Kurt Lewin
Teori belajar cognitive field menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial, karena pada hakikatnya masing-masing individu berada didalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang disebut life space.
      •   Piaget
Dalam teori ini, Piaget memandang bahwa proses berfikir merupakan aktiitas gradual dari fungsi intelektual, yaitu dari berfikir konkret menuju abstrak. Berarti perkembangan kapasitas mental memberikan kemampuan baru yang sebelumnya tidak ada.
      •   Benyamin S.Bloom
Benyamin S.Bloom telah mengembangkan “taksonomi” untuk domain kognitif. Taksonomi adalah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan enam tahap sebagai berikut :
o   Pengetahuan
o   Pemahaman
o   Aplikasi
o   Analisis
o   Sintesis
o   evaluasi

C.    Teori Belajar dari Psikologis Humanistis
1.      Orientasi
Perhatian psikologi humanistic yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.

2.      Awal timbulnya psikologi humanistis
Pada akhir tahun 1940-1n muncullah suatu perpektif psikologi baru. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini, misalnya ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial, dan konselor, bukan merupakan hasil penelitian dalam bidang proses belajar. Gerakan ini berkembang, dan kemudian dikenal sebagai psikologi humanistis, eksestransial, perceptual, atau fenomenologikal. Psikologi ini berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut si pelaku (behaver), bukan dari pengamat (observer).
Dalam dunia pendidikan, aliran humanistis muncul pada tahun 1960 sampai dengan 1970-an dan mungkin perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua decade yang terakhir pada abad ke-20 ini pun juga akan menuju pada arh ini. (John Jarolimak dan Clifford D.Foster, 1976, hal.330).

3.      Tokoh-tokoh teori belajar humanistis
      •   Combs
Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita ingin memahami perilaku orang kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Apabila kita ingin mengubah keyakinan atau pandangan orang itu, perilaku dalamlah yang membedakan seseorang dari yang lain.
      •   Maslov
Teori didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri kita ada dua hal :
1)   Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2)   Kekuatan untu melawan atau menolak perkembangan itu (Maslov, 1968)
      •   Rogers
Dalam bukunya “Freedom to Learn”, ia menunjukkan sebuah prinsip-prinsip belajar humanistic yang penting, diantaranya ialah :
1)   Manusia itu mempunyai kemampuanuntuk belajar secara alami.
2)   Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri.
3)   Belajar yang menyangkut suatu perubahan didalam persepsi mengenai dirinya sendiri, dianggap mengancam dan cenderung unutk ditolaknya.
4)   Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan untuk diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semkain kecil

D.    Teori Belajar Konstruktivisme
1.      Orientasi
Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengkaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pngertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

2.      Tokoh-tokoh teori belajar konstruktivisme
      •   Driver dan Bell
Driver dan Bell mengajukan karakteristik sebagai berikut :
o   siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,
o   belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
      •   J.J. Piaget
Berikut adalah tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau biasa jugaa disebut tahap perkembagan mental, sebagai berikut :
o   perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama,
o   tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual,
o   gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).
      •   Tasker
Tasker Tasker (1992: 30) mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima

3.      Kelebihan dan kekurangan teori kontruktivisme
Kelebihan:
      •   Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri. 
      •   Memberikan pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menentang siswa.
Kekurangan:
      •   Siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri. 
      •   Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar