Senin, 15 Juni 2015

PRESTASI BELAJAR



PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Image result for logo uin jakarta
Disusun Oleh:
Nama   : Ariny Rizka
NIM    : 11140182000054
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
          UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PEMANASAN:
1.      Kata apa saja yang menggambarkan perasaan anda saat ini?
Sebal, sedih, dan gelisah
2.      Bagaimana perasaan anda selama seminggu ini?
Senang, sedih, galau, dsb.
3.      Dari gambar tersebut apa yang terjadi?
Pulang sekolah
Dan apa yang akan terjadi?
Sekolah jadi sepi karna anak-anak pada pulang.
4.      Bagaimana memperbaiki nilai kuliah yang jelek?
Belajar dengan sungguh-sungguh
Tidak bermalas-an dalam belajar
Bergaul dengan teman yang baik.
5.      Buatlah pertanyaan tentang prestasi belajar!
Bagaimana jika  manusia tidak menegenal “belajar”


PRESTASI BELAJAR AGAMA ISLAM

 Image result for belajar agama islam
Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yaitu hasil yang telah dicapai anak didik dalam menerima dan memahami serta mengamalkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh guru atau orang tua berupa Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah dan keluarga serta masyarakat, sehingga anak memiliki potensi dan bakat sesuai yang dipelajarinya sebagai bekal hidup di masa mendatang, mencintai negaranya, kuat jasmani dan ruhaninya, serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki solidiritas tinggi terhadap lingkungan sekitar. Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri Islam.Allah azza wa jalla berfirman,
آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)
Bentuk-bentuk Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Pembahasan bentuk-bentuk prestasi belajar dalam skripsi ini meliputi prestasi belajar bidang kognitif (cognitive domain), prestasi belajar bidng afektif (afective domain), dan prestasi belajar bidang psikomotor (psychomotor domain).Secara garis besar pembahasan prestasi belajar sebagai berikut :
1. Prestasi Belajar Bidang Kognitif (CognitiveDomain)
a.       Hasil belajar Pengetahuan Hafalan (Knowledge)
Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pengetahuan yang  sifatnya  faktual, di  samping  pengetahuan mengenai  hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, kode-kode tertentu, pasal hukum, ayat-ayat Al Quran atau Hadits, rumus, rukun shalat, niat, dan lain-lain.
Peninjauan sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Dalam hal ini pakar Psikologi Pendidikan R. Ibrahim dan Nana Syaoudih, menjelaskan bahwa belajar menghafal  merupakan  kegiatan  belajar yang menekankan penguasaan pengetahuan atau fakta tanpa memberi arti terhadap pengetahuan atau fakta tersebut.
b.      Prestasi Belajar Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman memerlukan kemampuan dari peserta didik untuk menangkap makna atau arti sebuah konsep atau belajar yang segala sesuatunya dipelajari dari makna.
Makna atau arti tergantung pada kata yang menjadi simbul dari pengalaman yang pertama. Simbul-simbul yang mempunyai arti umum berguna bagi belajar, karena memberi simbol dan ekspresi hubungan dalam pengalaman dan menjadi jalan keluarnya ide.Ada tiga macam bentuk pemahaman peserta didik yang berlaku secara umum yaitu :
1)      Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalam materi.
2)      Pemahaman penafsiran, misalnya memahami grafik, simbul, menggabungkan dua konsep yang berbeda yakni membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
3)      Pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan peserta didik untuk melihat dibalik yang tertulis/implisit, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan. 
c.        Prestasi Belajar Penerapan
Prestasi belajar penerapan belajar analisis yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum, dan situasi  yang baru.
d.      Prestasi Belajar Analisis
Hasil belajar analisis yaitu kesanggupan memecahkan atau menguraikan suatu intregritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti serta mempunyai tingkatan atau hirarki.
e.       Prestasi  Belajar Sintesis
Hasil belajar sintesis yaitu kesanggupan menyatakan unsur atau bagian menjadi satu interitas (lawan dari analisis).
f.       Prestasi  Belajar Evaluasi
Prestasi belajar evaluasi yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
2. Prestasi Belajar Bidang Afektif (Afective Domain)
Prestasi belajar afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Prestasi belajar bidang afektif pada Pendidikan Agama Islam antara lain berupa kesadaran beragama yang mantap.Tingkatan prestasi belajar bidang afektif sebagai berikut :
1)      Reciving/attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa baik dalam bentuk masalah situasi atau gejala.
2)      Responding atau jawaban, yakni reaksi dari perasaan kepuasan dalam menjawab rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada dirinya.
3)      Valuing (penilaian), yakni prestasi belajar berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.
4)      Orgnisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem nilai lain dan kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5)      Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Prestasi Belajar Bidang Psikomotor (Psychomotor Domain)
Prestasi atau kecakapan belajar psikomotor adalah segala amal atau perbuatan jasmaniah yang kongkrit dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka, sehingga merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya. Prestasi belajar bidang psikomotor pada Pendidikan Agama Islam antara lain kemampuan melaksanakan shalat, berwudhu, akhlak/perilaku, dan lain-lain.
Prestasi belajar psikomotorik ini lebih menunjukkan kredebilitas keberhasilan tujuan belajar, mengingat ruang lingkup dasar Pendidikan Agama Islam lebih menekankan keahlian gerakan/penerapan khususnya dalam interaksi dengan Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam sekitarnya.
Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam apabila dikaitkan dengan belajar merupakan satu rangkaian tujuan akhir dari belajar Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu prestasi belajar Pendidikan Agama Islam bergantung pada proses belajar itu sendiri. Bila proses belajar baik, maka hasil yang dicapai atau prestasi belajarnya baik, tetapi bila proses belajarnya buruk dengan sendirinya prestasi belajarnya kurang baik. Untuk itu dalam proses belajar belajar itu diperlukan perhatian khusus, baik dari siswa, alat, metode, media pembelajaran,  serta  profesionalisme pendidik (guru).

 Image result for prestasi belajar

A.   Pengertian Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu ‘prestasi’ dan ‘belajar’. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan presatasi adalah: .Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Gepdikbud, 2002:895).
Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa tokoh di atas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibatdari pengalaman atau latihan Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: ‘penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam serjarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.

B.     Kegunaan dan Fungsi Prestasi Belajar
Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai peserta didik, maka diadakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk menentukan keberhasilan belajar. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku.
Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Zainal Arifin (1991:2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain:
1.      Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2.      Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu
3.      Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
4.      Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan
5.      Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

C.    Evaluasi Prestasi Belajar
 Image result for evaluasi prestasi belajar
Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan.prestasi belajar dapat dinilai dengan :
1.      Penilaian formatif. Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaik proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.
2.      Penilaian Sumatif. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu.

D.    Jenis-Jenis Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi belajar) dikaitkan dengan jenis-jenis prestasi yang hendak diukur (Muhibbin Syah, 1999:150).
Dalam sebuah situs yang membahas Taksonomi Bloom, dikemukakan mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
1.      Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
Cognitive Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan, yaitu:
a.       Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajaridan disimpan dalam ingatan.
b.      Pemahaman (Comprehension).Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996:247).
c.       Aplikasi (Application). Aplikasi atau penerapan diartikansebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru (Winkel, 1996:247).
d.      Analisis (Analysis). Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
e.       Sintesis (Synthesis). Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.
f.       Evaluasi (Evaluation). Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untik membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.
2.      Affective Domain (Ranah Afektif)
Affective Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hail belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah efektif terdiri dari aspek :
a.       Penerimaan (Receiving/Attending).
b.      Tanggapan (Responding).
c.       Penghargaan (Valuing).
d.      menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap batin.
e.       Pengorganisasian (Organization).
f.       Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
3.      Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan, keterampilan ini disebut .motorik. karena keterampilan ini melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan benar-benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampiulan motorik, mampu melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu.
Ciri khas dari keterampilan motorik ini ialah adanya kemampuan otomatisme, yaitu gerakan-gerik yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan.
Keterampilan motorik lainnya yang kaitannya dengan pendidikan agama ialah keterampilan membaca dan menulis huruf Arab, keterampilan membaca dan melagukan ayat-ayat Al-Qur.an, keterampilan melaksanakan gerakan-gerakan shalat. Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajar dengan prosedur latihan (Sabri, 1996:99-100).

E.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1.      Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)


 Image result for faktor internal prestasi belajar

yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa,meliputi dua aspek yaitu :
a.       Aspek Fisiologis. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b.      Aspek Psikologis. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualits perolehan pembelajaran siswa sebagai berikut:
1)      Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.
2)      Sikap siswa. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang,dan sebgainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 1999:135).
3)      Bakat Siswa. Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan denikian, sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar bisa (very superior) disebut juga sebagai gifted, yakni anak berbakat intelektual.
4)      Minat siswa. Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualits pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu (Muhibbin Syah, 1999:136).

2.      Factor Eksternal (factor dari luar diri siswa)


 Image result for faktor eksternal prestasi belajar

Terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:
a.       Faktor-faktor Lingkungan. Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian :
b.      yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
c.       Faktor-faktor Instrumental. Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas.
d.      sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa (Sabri, 1996:59-60. Dari semua faktor di atas, dalam penelitian kali ini akan diarahkan pada faktor instrumental yang di dalamnya guru profesional itu akan ditunjukan.

3.      Faktor pendekatan belajar
Selain faktor internal dan faktor eksternal, faktor pendekatan belajar juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Menurut Djaali, H. dalam sebuah bukunya berjudul Psikologi Pendidikan pada tahun 2007, mengatakan bahwa factor prestasi belajar, yaitu:

1.      Factor dalam Diri Siswa
a.       Kesehatan
Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar.
b.      Intelegensi
Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak.
c.       Minat dan motivasi.
Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan.
d.      Cara belajar.
Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.

2.      Faktor dari Lingkungan
a.       Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
b.      Sekolah
Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.
c.       Masyarakat
Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar.
d.      Lingkungan
Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.